Rabu, 15 Oktober 2008

Kenapa cuma musik pop yang boleh nongol di TV?

Musik, erat kaitannya sama budaya.

Bosen gak sih lu, tiap kali nonton tv dan ada acara musik, yang ada cuma band2 pop yang cengeng? (minjem istilahnya mas ericknigrat, hehe). Yang cuma menjual ‘cinta’ yang disajikan secara berlebihan, bahkan menjual kesedihan dan tampang2 menyedihkan? Kenapa cuma band2 kayak gitu yang boleh nongol di TV?

Kenapa gak ada acara TV yang khusus buat musik2 keras kayak MTV Headbanger’s Ball? Atau paling nggak, acara yang khusus menampilkan musisi2 indie yang mempunyai kualitas nggak kalah (bahkan lebih) dari band2 komersil yang sering nongol di TV? Yang gw tau, cuma ada 1 acara TV yang khusus menampilkan video klip musisi indie, yaitu ‘DemO’ yang ada di O Channel. Dan itu pun cuma setengah jam, seminggu sekali! Di sini kita liat betapa rendahnya apresiasi terhadap musik indie di negeri yang kita ‘cintai’ ini.

Apa yang menyebabkan itu semua?
· Apakah musik indie “kurang menjual” kalo dibandingin sama musik2 cengeng itu?
· Apa kualitas musik indie kurang bagus?
· Atau karena gak ada promosi dari pihak label?

Memang, musik indie identik dengan musik2 segmented yang cuma orang2 tertentu aja yang bisa menikmatinya, seperti punk, metal, dan musik2 keras laennya. Tapi bukankah banyak juga musisi indie yang bermain di jalur pop dan jazz, yang lebih easy listening? Kenapa tetep aja kurang laku dibandingin sama musik2 Major Label yang notabene kualitas musiknya standar2 aja, cenderung monoton, dan mirip satu sama lain?

Kembali lagi, mungkin ini masalah budaya. Iya, seperti yang dibilang Efek Rumah Kaca
Lagu cinta melulu
Kita memang benar-benar Melayu
Suka mendayu-dayu

Lagu cinta melulu
Atau memang karena kuping Melayu?
Suka yang sendu-sendu


Nah, mungkin karena memang budaya bangsa kita yang masih menganut adat ketimuran (Melayu), di mana musik2 keras dianggap sebagai hal tabu, dibilang musik setan, merusak pola pikir, dsb. dsb. Lalu gimana dengan musik dangdut? Musik yang diakui sebagai akar budaya musik Indonesia dan harus dilestarikan, apakah tidak merusak? Liat aja konser2 dangdut, di mana penyanyi wanitanya pada berjoget2 yang menimbulkan syahwat, terus juga penontonnya banyak yang pada mabok, dan gak jarang pada rusuh? Apa ini yang namanya budaya Melayu?
Well, pada akhirnya, menurut gw ini kembali lagi ke pribadi tiap orang masing2. Bagaimana dia menanggapi musik yang didengarnya? Kalo dia menganggap musik sebagai suatu karya seni yang diciptakan dari hati, tentu gak bakal ada tindakan2 anarkis. Kalopun ada, yah itu bagian dari ekspresi dirinya dalam mengapresiasi musik yang didengarnya.

Jadi, nggak ada salahnya kalo stasiun2 TV yang ada di sini mulai mencoba untuk menayangkan video klip musisi indie. Mereka juga punya karya yang patut didengar. Mereka juga punya pesan yang harus disampaikan. Semua tergantung kepada masyarakat kita, bagaimana menangkap pesan yang hendak disampaikan itu. Dan satu lagi, mereka juga punya KUALITAS.

1 komentar:

Adinda Widyastari mengatakan...

bener juga, unk...
lama2 isinya kisah sedih di hari Minggu semua...

tapi kalo isinya band indie semua juga, bakal jadi bosen...

harusnya, di mixed tuh...

Caranya, turunkan rating lagu cengeng, hehehe